Jumat, 14 Mei 2010

curhat sahabat (TAK BISA KELAIN HATI)

Berangkat dari keluarga yang bersahaja dari salah satu kebupaten di jawa tengah aku menginjakkan kaki di Metropolis mengikuti saudaraku yang lebih dulu meniti karir disini. lika liku kehidupan mulai dari kota terbesar kedua di Indonesia ini.
Namaku Raden(nama samaran) aku anak bungsu dari lima bersaudara lahir 26 tahun yang lalu. ayahku pergi meninggalkanku selamanya disaat usiaku membutuhkan kasih sayang dan sosok seorang bapak. Ayahku meninggal saat aku masih duduk dibangku SD. seusia itu aku masih belum begitu merasakan arti kehilangan. yang aku pikirkan dengan adanya keluarga besar membuatku nyaman, namun secara perlahan aku mulai merasakan membutuhkan figur seorang yang tegas. Aku merasakan itu saat duduk dibangku SMP kelas dua. aku begitu mengagumi salah seorang guruku yang begitu mengayomi, aku mulai merasakan gejolak dalam diriku berbeda dengan teman laki laki yang lain. aku tidak suka bermain bersama mereka, aku merasa nyaman bermain bersama perempuan dan segala permainan mereka.
Sewaktu SMA Kristen walaupun aku muslim sengaja aku masuk sekolah kristen karena aku takut jika ada pelajaran mengaji takut disuruh mengaji karena tak tak bisa mengaji. Disini pula aku merasakan bagaimana merasakan jatuh cinta, bukan sekedar mengagumi seperti saat SMP dulu. Aku benar benar jatuh cinta sama guru Olahragaku, apalagi dia memperlakukan aku berbeda dengan siswa yang lain. mungkin diliihatnya sifatku yang feminim sehingga dia perlakukan aku seperti itu. Aku berusaha untuk selalu mendapatkan perhatian dari pak Doyok (bukan nama sebenarnya). hingga sampai aku lulus SMA aku tetap menyimpan perasaan cinta pada pak Doyok dan dia tiak pernah tahu isi hatiku.
Selepas SMA aku kekota Metropolis mengikuti mas diatasku, berhubung dia kerjanya belum begitu mapan atau dalam masa pelatihan di perusahaan jasa angkutan. aku terpaksa tinggal bersama bibi yang mempunyai dua anak. bibiku bekerja di instansi yang sama. selama dirumah bibi aku diperlakukan seperti pembantu yang tugasnya mencuci dan memasak. kalau cuma itu aku bermasalah, cuma kadang kelakuan anak anaknya yang selalu memerintahku seperti layaknya pembantu yang membuatku bertekad untuk kabur dari rumah itu. dengan segala keterbatasan masku menerima kehadiranku. selama disini aku mendapatkan ketenangan walaupun terbatas. Aku sungguh mengagumi masku. akujuga merasakan kenyamanan, walaupun umurnya tidak berbeda jauh namun kedewasaan membuatku merasa terlindungi. selama disitu aku bekerja sebagai tenaga cleaning service di sebuah perusahaan . sesekali aku menjadi penjaga warung.
Aku merasa kalau bekerja seperti itu tak sesuai dengan jiwaku, aku melamar disebuah restoran didaerah kota metropolis. aku menjadi KOKi namun itu hanya bertahan satu tahun. lalu aku melihat lowongan disebuah harian pagi Metropolis dan ternyata bergerak dalam bidang MLM. ya nggak apa aku ambil. dengan keluwesanku menjalin komunikasi,OMZET penjualanku selalu lebih dari para karyawan sebelumnya. setahun setengah aku bekerja diperusahaan ini suatu hari kedatangan pegawai baru namun pindahan dari kantor lain yang masih dalam satu organisasi. Semenjak itulah aku mulai merasakan kembali getar getar cinta. karena sikapnya yang dewasa kalem dan begitu mengayomi membuatku begitu senang berada didekatnya. Aku merasa iri karena dia selalu dikelilingi oleh wanita yang meminta perhatian. wajahnya tidak ganteng ataupun tampan, cuma ada kharisma yang terpancar dari sosoknya membuat orang orang yang dekat dengannya, terutama aku. walaupun usianya tidak terpaut jauh kami memanggilnya pak Seno(nama samaran), itu karena kami mengagumi beliau. Berawal dari seringnya meminta bagaimana memotifasi diri dari orang lain. membawaku lebih dekat dengannya.
Suatu hari aku sengaja pergi ketempat kostnya dengan alasan lagi kehilangan gairah kerja. aku sengaja datang malam malam biar nanti jika disuruh pulang alasan mess sudah ditutup biar aku diajak nginap ditempatnya. satu yang kusukai kalau dia tidur selalu memakai celana pendek tanpa baju. disaat seperti itu yang selalu hadir dalam mimpiku. malam malam aku mencuri waktu mengelus elus kakinya yang ditumbuhi bulu yang lebat yang menggambarkan kejantanannya.... sekali dua kali berlalu biasa saja, kali keempat aku nginap ditempatnya mungkin pak Seno bisa membaca pikiranku, saat aku pura pura ndusel dia memberikan sesuatu yang tak pernah terbayangkan. dia mengambil kepalaku dan mendekatkan kedaerah rahasianya dia lalu berkata. "mau....?" aku tak bisa berkata kata. aku bagaikan di awang awang aku mendekapnya dengan penuh gelora.
Mulai saat itu aku selalu ada untuk pak seno, segala keperluan pak seno aku penuhi, mulai dari mencuci bajunya, menyetrika dan sekaligus memasak untuknya. aku menempatkan diriku untuk pak Seno sebagai istrinya. Aku berbakti pada beliau, hingga akhirnya aku diajak tinggal bareng pak seno. semakin bahagia rasanya hidupku. selama tiga tahun aku menjalani hidup serumah dengan pak seno, namun datang juga waktu yang begitu kutakutkan. Pak seno harus pergi dan meninggalkanku dia menikah dengan kekasihnya. apalah arti diriku yang hanya bisa berbakti, sebagaimanapun cintaku, tak mungkin hidup selamanya, tak bisa memiliki. Pak Seno cuma menyayangiku hanya sebatas itu, karena kodratnya sebagai laki laki harus beristrikan seorang perempuan. tak mungkin hidup selamanya bersamaku. Di hari terakhir sebelum kaeberangkatannya pak seno sangat beringas dan membuatku kewalahan seakan memberikan kenangan yang begitu istimewa buatku.
Sekarang setelah tiga tahun berlalu, kenangan itu masih saja mengikat erat simpul hatiku. setelah pak Seno pergi aku keluar dari pekerjaan itu. sekarang aku bekerja sebagai penjaga sekaligus pengolah makanan timur tengah yang siap saji. banyak sekali orang mau menjalin hubungan denganku tapi tak satupun yang bisa menggoyahkan hatiku,karena yang bisa membuatku jatuh cinta. Aku hanya bisa jatuh hati pada laki laki yang punya penampilan matang dalam arti dewasa dan berpikir luas. Pak Seno sampai sekarang aku merindukanmu. Terima kasih atas semua yang pernah terjadi.

Seperti yang di tuturkan Raden di SDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar